Minggu, 15 April 2012

MODUL

Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian
FENOMENA BAHASA WALIKAN SEBAGAI WUJUD BUDAYA PADA
MASYARAKAT SUMBEREJO, SEMIN, GUNUNGKIDUL
Peneliti :
Ira Dwijayani
Resneri Daulay
Ivan Nugraha Hussein
Pembimbing :
Tri Rina Budiwati S.S, M.Hum
Sastra Inggris
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
PKM – P
Dengan Dana Dikti 2012

1.    Pengertian
Bahasa WalikanSumberejo adalah bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat di desa Sumberejopada tahun 1970-andengan menggunakan rumus aksara Jawa. Asal usul dari Bahasa Walikan ini tidak diketahui siapa pencetusnya dan darimana asalnya. Bahasa ini berkembang di daerah sekitar Sumberejo, Semin, Gunungkidul.Masyarakat mengenal Bahasa Walikan dengan mengotak-atik rumus dari Bahasa Walikan tersebut. Dan, ada pula masyarakat yang mengenal Bahasa Walikan dengan cara diajari oleh saudara atau temannya. Bahasa ini digunakan sebagian besar oleh masyarakat Sumberejopadamasakanak-kanak yang sedang beranjak dewasa, berdasarkan hasil penelitian(60% berumur 11-15 tahun saat mengenal Bahasa Walikan).Pada masaini anak-anak merasakan sebuah ketertarikan dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang baru. Seperti halnya rasa keingintahuan dan ketertarikan mereka terhadap Bahasa Walikan pada saat itu sangat besar. Sehingga, bahasa pada tahun 1970an cukup heboh berkembang pada masyarakat Sumberejoyang berusia sebaya.

2.     Rumus
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh masyarakat Sumberejo dalam mengetahuiBahasa Walikan baik yang mendapat pengajaran atau mengotak-atik sendiri. Ada tiga macam cara untuk mengetahui Bahasa Walikan yaitu denganmenghafal rumus aksara Jawa, menghafal rumus alfabet, dan menghafal perkata. Di bawah ini penjelasan tentang rumus Bahasa Walikan
A.    Rumus Aksara Jawa
Mengetahui dan mempelajari Bahasa Walikan dengan rumus aksara Jawa adalah menggunakan aksara Jawa sebagai patokan. Aksara Jawa ini merupakan patokan rumus dalam Bahasa Walikan.
Pada aksara Jawa, baris ke 1 sama dengan baris ke 4. Baris pertama kolom pertama sama dengan baris ke empat kolom terakhir. Kemudian, baris pertama kolom ke 1 sama dengan baris ke 4 kolom kedua dari belakang, dst.
Dan hasilnya adalah:
HA      =          NGA
NA      =          THA
CA       =          BA
RA       =          GA
KA       =          MA    
Pada baris ke 2 sama dengan baris ke 3. Baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom terakhir. Kemudian, baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom kedua dari belakang, dst.
Hasil dari rumusnya adalah:
DA      =          NYA
TA       =          YA      
SA       =          JA
WA     =          DA
LA       =          PA
Ket: huruf konsonan berubah sesuai dengan rumus tapi huruf vokal tidak berubah.

A.    Rumus Huruf Alphabet
Penghafalan rumus dengan huruf alphabet adalah salah satu cara yang digunakan oleh masyarakat. Cara inijuga dapat menjadi cara yang bagus bagi orang yang ingin mengetahui Bahasa Walikantetapi tidak mempunyai dasar pengetahuan aksara Jawa.
HA      NA      CA       RA       KA
DA      TA       SA       WA     LA      
PA       DHA   JA        YA       NYA
MA     GA      BA       THA    NGA

Bariske1samadenganbariske4. Baris pertama kolom pertama sama dengan baris ke empat kolom terakhir. Kemudian, baris pertama kolom ke 1 sama dengan baris ke 4 kolom kedua dari belakang, dst.
HA      =          NGA
NA      =          THA
CA       =          BA
RA       =          GA
KA       =          MA
Pada bariske2samadenganbariske3. Baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom terakhir. Kemudian, baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom kedua dari belakang, dst.
DA      =          NYA
TA       =          YA      
SA       =          JA
WA     =          DA
LA       =          PA

Ket: huruf konsonan berubah sesuai dengan rumus tapi huruf vokal tidak berubah.

B.            Hafalan per kata
Hafalan per kata menjadi cara penghafalan Bahasa Walikan tanpa menggunakan rumus aksara Jawa dan alphabet. Namun, terdapat kelemahan dari cara menghafal Bahasa Walikan per kata,kelemahannya adalah masyarakat yang menghafal perkata akan lebih mengalami kesulitan. Ingatan mereka tidak akan sekuat dengan ingatan masyarakat yang menggunakan rumus aksara Jawa dan alphabet. Karena penghafal Bahasa Walikan dengan alphabet dan aksara Jawa mempunyai patokan yang dapat diingat dengan mudah. Sedangkan penghafal perkata tidak mempunyai dasar rumus atau patokan. Kelebihannya adalah, penghafalan per kata merupakan teknik penghafalan yang cepat tanpa menghafal rumus. Berikut ini contoh Bahasa Walikan yang dalam mempelajarinya menggunakan cara menghafal per kata.
Contoh kata yang memakai Bahasa Indonesia.
No
BAHASA INDONESIA
BAHASA JAWA
BAHASA WALIKAN
1
Aku
Aku
Amu
2
Cewek
Cewek
Bedhem
3
Nangis
Nangis
Thahid
4
Bapak
Bapak
Calam
5
Putih
Putih
Putih
6
Anak
Anak
Atham
7
Sepuluh
Sepuluh
Jelupung
8
Kamu
kowe
Mode
9
Tidur
turu
Yugu
10
Makan
Mangan
Kawah
11
Tidak
ora
Oga
12
Beli
tuku
Yumu
13
Merah
abang
Acah
14
Dua
loro
Pogo

1.     Contoh dalam Kalimat dan Percakapan

A.    Contoh dalam kalimat.

-         Amu agel dah lajag(Aku arep nyang pasar).
-         Yidhup ipu kahathath jemo ruthuhminyup (Tiwul iku panganan seko gunungkidul).
-         Wekiy oga nyupiy jeyath oga nyotath (Dhemit ora dulit setan ora doyan).
B.     Contoh dalam percakapan.

-         Ahmad : Dudhuth jedhu lam, calam jithyeth ? (Nyuwun sewu pak, bapak sinten ? / Permisi, Bapak siapa ya ? )

-         Pak Dahlan : Amu Dahlan pem, modhe jolo ? (Aku Dahlan lek, kowe sopo ? / Saya Dahlan nak, kamu siapa ? )

-         Ahmad : Thaki mupo Ahmad lam, okang mupo nyujuth Mage lam. Lam Dahlan luthnyi ? (Nami kulo Ahmad pak, omah kulo dusun Kare pak. Pak Dahlan pundi ? / Nama saya Saya Ahmad pak, rumah saya di dusun kare pak. Pak Dahlan rumahnya dimana ? )

-         Pak Dahlan : Okangmu nyujuth Magcopo. (Omahku dusun Karbolo. / Rumah saya di dusun karbolo.)

2.     Pengalaman Menarik
Pengalaman menarik menjadi sebuah suatu pengalaman yang tak terlupakan bagi masyarakat sekitar Sumberejo berkaitan tetang Bahasa Walikan.Dibawah ini terdapat beberapa pengalaman menarik terkait dengan Bahasa Walikan yang dialami oleh beberapa warga Sumberejo, gunungkidul.

1.     Nama                         : Kamtowahono
Alamat                       : Tengaran
Pengalaman              :Ada orang pacarandibicarakandenganmenggunakanBahasaWalikandandiledekin.


2.     Nama                         : Tentrem
Alamat                       : Bendungan
Pengalaman: MembicarakandenganwanitatentangBahasaWalikan

3.     Nama                         : Widodo
Alamat                       : Bendungan
Pengalaman              :PernahberbicaraBahasaWalikandenganniatmengejekternyata orang  tersebutmengertiBahasaWalikan.

4.     Nama                         : Mardiono
Alamat                       : Kare
Pengalaman: Sangatindah. Ketikaberbicarasesuatu yang rahasia orang laintidaktahuartinya. Dipasarada yang memakaiBahasaWalikandannarasumbermendengaryakinbahwa orang ituadalah orang sekitarnyadanditanyaternyatabenarrumahmerekaberdekatan di kampung.

5.     Nama                         : Sipar
Alamat                       : Bendungan
Pengalaman              :   Di blok M (jakarta) adatukangbaso yang memanggildenganmenggunakanBahasaWalikan, setelahditelusuriternyatadiaadalahteman lama sayadanberasaldariSumberejojuga. ”

6.     Nama                         : Suparno S.H,
Alamat                       : Pakel
Pengalaman            :   Orang lain yang tidaktahubahasaini, akantermangumelihatsayadantemansayabicaramemakaibahasaini. “


7.     Nama                         : Mujiono,
Alamat                       : Kare
Pengalaman           : Saatmembicarakan orang lain, saatmenggodagadis-gadis yang gadis-gadisitutidakbisadantidakmengertibahasaini.

8.     Nama                         : Dra. Marzumami,
Alamat                       : Bendungan
Pengalaman              : “ Dalamperjalananpulangdarimengajar, didalam bus, adaduasiswa SMA yang membicarakansayamenggunakanBahasaWalikan, lalusetelahsayamauturun, sayadatangikeduaanakitudanbilang “ kakligwim ... “ danmereka pun tersipumalu. ”

9.     Nama                         : Suwarsih
Alamat           : Kare
Pengalaman              : UntukmenyatakanhutanguangmenggunakanBahasaWalikan agar tidakdiketahuioranglain, yaitu “uyahudin”

10.                        Nama                         : Gemi
Alamat                       : Kare
Pengalaman              : Ketikamembicarakansesuaturahasiadenganteman, makamenggunakanBahasaWalikan agar oranglain yang mendengarnamuntidakmengertibahasainitidakpaham.

11.                        Nama                         : Sumarno
Alamat                       : Kare
Pengalaman            : Waktumenggosipinoranglain di bismenggunakanBahasaWalikan agar oranglaintidaklmengertibahasatersebut.

12.                        Nama                         : Suyatmin
Alamat                       : Karbolo
Pengalaman            : SeringngomongdenganBahasaWalikan  agar oranglainbingung.

13.                        Nama                         : Suwardi
Alamat                       : Bendungan
Pengalaman            : Waktuberada di metromini Jakarta mengobroldenganBahasaWalikansehinggaoranglainherankaraatidakmengertiartinya.

14.                        Nama                         : Sunarti
Alamat                       : Pakel
Pengalaman     : Marahin orang denganBahasaWalikansampaipuaskarena orang tersebuttidakmengerti.


3.     Cara Pelestarian Bahasa Walikan
Sekarang ini, tidak banyak orang yang tertarik pada Bahasa Walikan. Sehingga, kami berinisiatif memberikan beberapa cara untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap Bahasa Walikan ini, khususnya  untuk masyarakat sekitar Sumberejo, umumnya untuk masyarakat luas yang tertarik pada Bahasa Walikan ini. Salah satu cara untuk meningkatkan minat terhadap Bahasa Walikan adalah dengan cara mengadakan lomba atau kompetisi yang bersifat menarik diadakan agar masyarakat lebih antusias terhadap Bahasa Walikan karena selain terdapat hadiah yang menarik, dengan adanya kompetisi atau lomba juga bisa membuat generasi sekarang ini merasakan hebohnya Bahasa Walikan seperti yang dirasakan generasi tahun 1970-an.Sedangkan untuk bentuk lombanya bisa berupa lomba pidato Bahasa Walikan, atau lomba menyanyi menggunakan Bahasa Walikan, dll.

Selain dengan cara mengadakan lomba-lomba seperti lomba pidato dan menyanyi, cara melestarikan bahasa Walikan ini adalah dengan memasukan bahasa Walikan ke silabus atau kurikulum dalam mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah. Cara ini untuk melestarikan bahasa Walikan dikalangan pelajar yang mendapatkan mata pelajaran tentang bahasa jawa. Disamping itu,  memasukan bahasa Walikan kedalam kurikulum juga termasuk sebagai upaya pemertahanan wujud budaya lokal sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 32 Ayat (1) yang menyatakan bahwa “Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan  menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

1 komentar: