Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian
FENOMENA BAHASA WALIKAN
SEBAGAI WUJUD BUDAYA PADA
MASYARAKAT SUMBEREJO,
SEMIN, GUNUNGKIDUL
Peneliti :
Ira Dwijayani
Resneri Daulay
Ivan Nugraha
Hussein
Pembimbing :
Tri Rina
Budiwati S.S, M.Hum
Sastra Inggris
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
PKM – P
Dengan Dana Dikti 2012
1. Pengertian
Bahasa
WalikanSumberejo adalah bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat di desa Sumberejopada
tahun 1970-andengan menggunakan rumus aksara Jawa. Asal usul dari Bahasa
Walikan ini tidak diketahui siapa pencetusnya dan darimana asalnya. Bahasa ini berkembang
di daerah sekitar Sumberejo, Semin, Gunungkidul.Masyarakat mengenal Bahasa
Walikan dengan mengotak-atik rumus dari Bahasa Walikan tersebut. Dan, ada pula
masyarakat yang mengenal Bahasa Walikan dengan cara diajari oleh saudara atau
temannya. Bahasa ini digunakan sebagian besar oleh masyarakat Sumberejopadamasakanak-kanak
yang sedang beranjak dewasa, berdasarkan hasil penelitian(60% berumur 11-15
tahun saat mengenal Bahasa Walikan).Pada masaini anak-anak merasakan sebuah
ketertarikan dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang baru.
Seperti halnya rasa keingintahuan dan ketertarikan mereka terhadap Bahasa
Walikan pada saat itu sangat besar. Sehingga, bahasa pada tahun 1970an cukup
heboh berkembang pada masyarakat Sumberejoyang berusia sebaya.
2. Rumus
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh
masyarakat Sumberejo dalam mengetahuiBahasa Walikan baik yang mendapat
pengajaran atau mengotak-atik sendiri. Ada tiga macam cara untuk mengetahui Bahasa
Walikan yaitu denganmenghafal rumus aksara Jawa, menghafal rumus alfabet, dan
menghafal perkata. Di bawah ini penjelasan tentang rumus Bahasa Walikan
A. Rumus Aksara
Jawa
Mengetahui
dan mempelajari Bahasa Walikan dengan rumus aksara Jawa adalah menggunakan
aksara Jawa sebagai patokan. Aksara Jawa ini merupakan patokan rumus dalam Bahasa
Walikan.
Pada aksara Jawa, baris ke 1 sama dengan baris ke 4. Baris pertama kolom pertama sama
dengan baris ke empat kolom terakhir. Kemudian, baris pertama kolom ke 1 sama
dengan baris ke 4 kolom kedua dari belakang, dst.
Dan hasilnya adalah:
HA = NGA
HA = NGA
NA = THA
CA = BA
RA = GA
KA = MA
Pada baris ke 2 sama dengan baris
ke 3. Baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom terakhir.
Kemudian, baris pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom kedua dari
belakang, dst.
Hasil dari rumusnya adalah:
DA = NYA
TA = YA
SA = JA
WA = DA
LA = PA
Ket: huruf konsonan berubah sesuai dengan rumus tapi
huruf vokal tidak berubah.
A.
Rumus Huruf Alphabet
Penghafalan rumus dengan huruf alphabet adalah salah satu
cara yang digunakan oleh masyarakat. Cara inijuga dapat menjadi cara yang bagus
bagi orang yang ingin mengetahui Bahasa Walikantetapi tidak mempunyai dasar
pengetahuan aksara Jawa.
HA NA CA RA KA
DA TA SA WA LA
PA DHA JA YA NYA
MA GA BA THA NGA
Bariske1samadenganbariske4. Baris
pertama kolom pertama sama dengan baris ke empat kolom terakhir. Kemudian,
baris pertama kolom ke 1 sama dengan baris ke 4 kolom kedua dari belakang, dst.
HA = NGA
NA = THA
CA = BA
RA = GA
KA = MA
Pada bariske2samadenganbariske3. Baris
pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom terakhir. Kemudian, baris
pertama kolom ke 2 sama dengan baris ke 3 kolom kedua dari belakang, dst.
DA = NYA
TA = YA
SA = JA
WA = DA
LA = PA
Ket: huruf konsonan berubah sesuai dengan rumus tapi
huruf vokal tidak berubah.
B.
Hafalan
per kata
Hafalan per kata menjadi cara penghafalan Bahasa Walikan
tanpa menggunakan rumus aksara Jawa dan alphabet. Namun, terdapat kelemahan
dari cara menghafal Bahasa Walikan per kata,kelemahannya adalah masyarakat yang
menghafal perkata akan lebih mengalami kesulitan. Ingatan mereka tidak akan
sekuat dengan ingatan masyarakat yang menggunakan rumus aksara Jawa dan
alphabet. Karena penghafal Bahasa Walikan dengan alphabet dan aksara Jawa
mempunyai patokan yang dapat diingat dengan mudah. Sedangkan penghafal perkata
tidak mempunyai dasar rumus atau patokan. Kelebihannya adalah, penghafalan per
kata merupakan teknik penghafalan yang cepat tanpa menghafal rumus. Berikut ini
contoh Bahasa Walikan yang dalam mempelajarinya menggunakan cara menghafal per
kata.
Contoh kata yang memakai
Bahasa Indonesia.
1.
Contoh dalam
Kalimat dan Percakapan
A.
Contoh dalam kalimat.
-
Amu agel
dah lajag(Aku arep nyang pasar).
-
Yidhup ipu
kahathath jemo ruthuhminyup (Tiwul iku panganan seko gunungkidul).
-
Wekiy
oga nyupiy jeyath oga nyotath (Dhemit ora dulit setan ora doyan).
B.
Contoh dalam percakapan.
-
Ahmad : Dudhuth
jedhu lam, calam jithyeth ? (Nyuwun sewu pak, bapak sinten ? /
Permisi, Bapak siapa ya ? )
-
Pak
Dahlan : Amu Dahlan pem, modhe jolo ? (Aku Dahlan lek, kowe sopo ? /
Saya Dahlan nak, kamu siapa ? )
-
Ahmad : Thaki
mupo Ahmad lam, okang mupo nyujuth Mage lam. Lam Dahlan luthnyi ? (Nami kulo
Ahmad pak, omah kulo dusun Kare pak. Pak Dahlan pundi ? / Nama saya Saya Ahmad
pak, rumah saya di dusun kare pak. Pak Dahlan rumahnya dimana ? )
-
Pak
Dahlan : Okangmu nyujuth Magcopo. (Omahku dusun Karbolo. / Rumah
saya di dusun karbolo.)
2.
Pengalaman Menarik
Pengalaman menarik
menjadi sebuah suatu pengalaman yang tak terlupakan bagi masyarakat sekitar
Sumberejo berkaitan tetang Bahasa Walikan.Dibawah ini terdapat beberapa
pengalaman menarik terkait dengan Bahasa Walikan yang dialami oleh beberapa
warga Sumberejo, gunungkidul.
1.
Nama :
Kamtowahono
Alamat :
Tengaran
Pengalaman :Ada
orang pacarandibicarakandenganmenggunakanBahasaWalikandandiledekin.
2.
Nama :
Tentrem
Alamat :
Bendungan
Pengalaman: MembicarakandenganwanitatentangBahasaWalikan
3.
Nama :
Widodo
Alamat :
Bendungan
Pengalaman :PernahberbicaraBahasaWalikandenganniatmengejekternyata
orang tersebutmengertiBahasaWalikan.
4.
Nama :
Mardiono
Alamat : Kare
Pengalaman: Sangatindah.
Ketikaberbicarasesuatu yang rahasia orang laintidaktahuartinya. Dipasarada yang
memakaiBahasaWalikandannarasumbermendengaryakinbahwa orang ituadalah orang
sekitarnyadanditanyaternyatabenarrumahmerekaberdekatan di kampung.
5.
Nama : Sipar
Alamat : Bendungan
Pengalaman :
“
Di blok M (jakarta) adatukangbaso yang memanggildenganmenggunakanBahasaWalikan,
setelahditelusuriternyatadiaadalahteman lama sayadanberasaldariSumberejojuga. ”
6.
Nama : Suparno
S.H,
Alamat : Pakel
Pengalaman : “ Orang lain yang tidaktahubahasaini,
akantermangumelihatsayadantemansayabicaramemakaibahasaini. “
7.
Nama : Mujiono,
Alamat : Kare
Pengalaman : Saatmembicarakan
orang lain, saatmenggodagadis-gadis yang gadis-gadisitutidakbisadantidakmengertibahasaini.
8.
Nama : Dra.
Marzumami,
Alamat : Bendungan
Pengalaman :
“ Dalamperjalananpulangdarimengajar,
didalam bus, adaduasiswa SMA yang membicarakansayamenggunakanBahasaWalikan,
lalusetelahsayamauturun, sayadatangikeduaanakitudanbilang “ kakligwim ... “
danmereka pun tersipumalu. ”
9. Nama :
Suwarsih
Alamat : Kare
Pengalaman : UntukmenyatakanhutanguangmenggunakanBahasaWalikan
agar tidakdiketahuioranglain, yaitu “uyahudin”
10.
Nama : Gemi
Alamat : Kare
Pengalaman :
Ketikamembicarakansesuaturahasiadenganteman,
makamenggunakanBahasaWalikan agar oranglain yang
mendengarnamuntidakmengertibahasainitidakpaham.
11.
Nama :
Sumarno
Alamat : Kare
Pengalaman : Waktumenggosipinoranglain
di bismenggunakanBahasaWalikan agar oranglaintidaklmengertibahasatersebut.
12.
Nama : Suyatmin
Alamat : Karbolo
Pengalaman :
SeringngomongdenganBahasaWalikan agar oranglainbingung.
13.
Nama :
Suwardi
Alamat :
Bendungan
Pengalaman : Waktuberada
di metromini Jakarta mengobroldenganBahasaWalikansehinggaoranglainherankaraatidakmengertiartinya.
14.
Nama :
Sunarti
Alamat : Pakel
Pengalaman : Marahin
orang denganBahasaWalikansampaipuaskarena orang tersebuttidakmengerti.
3. Cara Pelestarian Bahasa Walikan
Sekarang ini, tidak banyak orang yang tertarik pada Bahasa Walikan.
Sehingga, kami berinisiatif memberikan beberapa cara untuk meningkatkan minat
masyarakat terhadap Bahasa Walikan ini, khususnya untuk masyarakat sekitar Sumberejo, umumnya
untuk masyarakat luas yang tertarik pada Bahasa Walikan ini. Salah satu cara
untuk meningkatkan minat terhadap Bahasa Walikan adalah dengan cara mengadakan
lomba atau kompetisi yang bersifat menarik diadakan agar masyarakat lebih
antusias terhadap Bahasa Walikan karena selain terdapat hadiah yang menarik,
dengan adanya kompetisi atau lomba juga bisa membuat generasi sekarang ini
merasakan hebohnya Bahasa Walikan seperti yang dirasakan generasi tahun
1970-an.Sedangkan untuk bentuk lombanya bisa berupa lomba pidato Bahasa Walikan,
atau lomba menyanyi menggunakan Bahasa Walikan, dll.
Selain dengan cara mengadakan lomba-lomba seperti lomba pidato dan
menyanyi, cara melestarikan bahasa Walikan ini adalah dengan memasukan bahasa
Walikan ke silabus atau kurikulum dalam mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah.
Cara ini untuk melestarikan bahasa Walikan dikalangan pelajar yang mendapatkan
mata pelajaran tentang bahasa jawa. Disamping itu, memasukan bahasa Walikan kedalam kurikulum
juga termasuk sebagai upaya pemertahanan wujud budaya lokal sebagaimana yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 32
Ayat (1) yang menyatakan bahwa “Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia
di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Ada Ada Aja yah
BalasHapus